Baiklah. Lagi tentang sajak Chairil Anwar. 'Aku' merupakan sajak beliau yang kedua, yang melekat di hati selepas sajak Chairil Anwar yang menjadi begitu popular setelah Cinta dalam filem Ada Apa dengan Cinta membaca sajak itu (dalam filem AADC, Rangga kononnya menulis sajak tersebut dan seterusnya memenangi pertandingan menulis sajak di sekolah). Untuk posting kali ini, saya suka berkongsi sajak 'Aku' dan juga sajak yang terangkat kembali melalui filem remaja 'Ada Apa Dengan Cinta'.
Koleksi sajak-sajak Chairil Anwar telah dimuatkan di dalam sebuah buku bertajuk 'Aku Ini Binatang Jalang' karya Sjuman Djaya.
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku, Aku lari ke pantai, kemudian teriakku sepi... Sepi dan sendiri aku benci. Aku ingin bingar. Aku mau di pasar. Bosan aku dengan penat, dan enyah saja kau, pekat! Seperti berjelaga jika aku sendiri Pecahkan saja gelasnya biar ramai Biar mengaduh sampai gaduh Ahh.. ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih Kenapa tak goyangkan saja loncengnya? Biar terderah, atau... aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Koleksi sajak-sajak Chairil Anwar telah dimuatkan di dalam sebuah buku bertajuk 'Aku Ini Binatang Jalang' karya Sjuman Djaya.
Comments